Desain Mitigasi Risiko Rantai Pasok Darah Menggunakan Pendekatan Baru

Darah merupakan salah satu komponen penting bagi tubuh dan berperan dalam kelangsungan hidup manusia. Bank darah rumah sakit (BDRS) bertanggung jawab atas ketersediaan dan keamanan darah di suatu wilayah tertentu. Risiko-risiko yang terjadi pada rantai pasok darah di BDRS perlu mendapatkan perhatian...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Rekayasa Sistem industri (Online) (Bandung) Vol. 13; no. 2; pp. 143 - 156
Main Authors Heryanto, Rainisa Maini, Liputra, David Try, Arisandhy, Vivi, Amalina, Ninda Nurseha
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 22.10.2024
Online AccessGet full text
ISSN0216-1036
2339-1499
DOI10.26593/jrsi.v13i2.7326.143-156

Cover

More Information
Summary:Darah merupakan salah satu komponen penting bagi tubuh dan berperan dalam kelangsungan hidup manusia. Bank darah rumah sakit (BDRS) bertanggung jawab atas ketersediaan dan keamanan darah di suatu wilayah tertentu. Risiko-risiko yang terjadi pada rantai pasok darah di BDRS perlu mendapatkan perhatian penuh khususnya apabila terjadi wabah atau bencana agar aktivitas dan arus informasi, produk, dan uang dapat berjalan dengan lancar. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain mitigasi risiko rantai pasok darah. Penelitian ini menggunakan studi kasus pada sebuah BDRS di Kota Bandung dan produk yang diamati adalah sel darah merah kemasan. Pendekatan baru yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan pengumpulan mengenai risiko-risiko yang dapat terjadi dengan mendefinisikan dan mengklasifikasikan dalam model supply chain operation reference (SCOR). Setelah itu dilakukan penyebaran kuesioner sebagai input untuk menghitung bobot menggunakan analytical hierarchy process (AHP). Langkah berikutnya adalah mencari akar penyebab risiko menggunakan fault tree analysis (FTA) dan melakukan analisis untuk mencari penyebab risiko yang paling berpengaruh menggunakan failure mode effect and analysis (FMEA). Langkah akhir adalah merancang mitigasi risiko rantai pasok darah. Melalui penelitian ini diharapkan BDRS di suatu wilayah dapat mengetahui risiko yang perlu mendapatkan prioritas penanganan dan juga strategi yang dapat dilakukan agar risiko minimum. Berdasarkan hasil AHP, risiko yang memiliki bobot tertinggi sebesar 0,173 adalah tidak tersedianya stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) yang disebabkan oleh berkurangnya pendonor. Penyebab risiko ini dapat diatasi dengan menambahkan kegiatan donor darah di instansi dan BDRS. Pendekatan baru yang digunakan dalam penelitian dapat memetakan risiko rantai pasok darah lebih rinci.
ISSN:0216-1036
2339-1499
DOI:10.26593/jrsi.v13i2.7326.143-156